dalah perangkat lunak gratis yang menghasilkan skenario realistis dampak bahaya bencana alam yang dapat membantu upaya perencanaan, kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang lebih baik.
Peluncuran pendahuluan perangkat lunak InaSAFE dilakukan oleh Dr. Agus Wibowo, Kepada Pusat Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam Understanding Risk Forum di Cape Town pada tanggal 3 Juli 2012. Ada sekitar 300 pengunduhan perangkat lunak tersebut dalam waktu 3 minggu sejak peluncuran pendahuluan.
Konsep
Agar efektif dalam mempersiapkan banjir, gempa bumi atau tsunami di masa depan, Anda harus terlebih dahulu memahami dampak yang mungkin terjadi dan yang perlu dikelola. Misalnya, untuk mempersiapkan rencana darurat saat banjir parah di Jakarta, pemegang kebijakan/pejabat setempat harus dapat menjawab pertanyaan seperti:
- lokasi apa saja yang mungkin akan terdampak;
- berapa banyak orang yang perlu dievakuasi dan disediakan tempat penampungan;
- sekolah mana saja yang akan ditutup;
- rumah sakit mana yang masih bisa menerima pasien, dan
- jalan mana saja yang akan ditutup?
Bagaimana cara kerjanya?
InaSAFE menyediakan cara sederhana namun teliti dalam menggabungkan data dari ilmuwan, pemerintah daerah dan masyarakat untuk memberikan informasi tentang apa yang mungkin menjadi dampak bencana di masa mendatang. Perangkat lunak ini difokuskan pada penghitungan secara rinci tentang dampak bahaya pada sektor-sektor tertentu. Misalnya lokasi sekolah dasar dan perkiraan jumlah siswa yang mungkin terkena tsunami di Maumere.
Siapa saja yang bisa menggunakan?
Siapapun yang memiliki ketrampilan komputer dasar dapat belajar menggunakan InaSAFE untuk menjelajah potensi dampak kejadian bencana, serta membuat peta dan laporan dari dampak tersebut. Perangkat lunak ini memandu pengguna melalui sejumlah proses pengajuan pertanyaan spesifik, lalu memperkirakan kerusakan yang mungkin ditimbulkan dari sebuah ancaman bahaya terhadap masyarakat, juga terhadap infrastruktur penting seperti sekolah, rumah sakit, jalan, dll
Dari mana data berasal?
Agar dapat efektif dalam tanggap bencana dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak dari beragam sektor dan latar belakang agar dapat bekerja sama dan berbagi pengalaman, keahlian, serta sumber daya. Menggunakan InaSAFE dalam mengembangkan skenario dampak bahaya, memerlukan semangat bekerjasama yang serupa dalam berbagi keahlian dan data.
InaSAFE dirancang untuk memanfaatkan dan menggabungkan data yang telah ada dari lembaga penelitian, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biasanya, informasi tentang lokasi pemukiman dan aset penting ini disediakan oleh masyarakat setempat dan departemen pemerintahan terkait. Hal ini seringkali merupakan bagian dan dukungan dari latihan kesiapsiagaan/perencanaan kebencanaan.
Ketika data spasial yang tepat belum ada, kita dapat menggunakan data yang tersedia untuk publik seperti OpenStreetMap (www.LearnOSM.org). Dengan demikian pemerintah dan masyarakat dapat dengan cepat dan mudah memetakan aset-aset yang penting bagi mereka.
Penting untuk dicatat bahwa InaSAFE bukan perangkat pemodelan bahaya. Informasi tentang bahaya perlu disediakan, baik oleh para ahli teknis –seringkali berasal dari instansi Pemerintah, universitas atau konsultan teknis–atau dari masyarakat sendiri berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya.
Semakin banyak masyarakat, ilmuwan dan pemerintah berbagi data dan informasi, skenario yang dihasilkan oleh InaSAFE akan lebih realistis dan bermanfaat.
Di mana saya mendapatkan informasi lebih lanjut?
Situs InaSAFE (www.inasafe.org) memiliki informasi lebih lanjut dan panduan untuk menginstal InaSAFE.
InaSAFE dirintis dan awalnya dikembangkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Australia melalui Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan Bank Dunia.
Source: aifdr.org/index.php/indonesia-scenario-assessment-for-emergencies-inasafe-2